Jumat, 21 November 2008

SENDIRIKU

SENDIRIKU

Kala mentari bersinar terang dan kala sinar mentari meredup, aku disini yang sangat kesepian tiada seorang pun yang menemani.Sungguh gundah rasa hati bercampur perih, sakit da takut.
Ingin rasanya aku berteriak mengatakan kepada semua orang agar mereka tahu akan kesepian yang sedang melandaku ini.
Aku yang sangat merindukan dekapan dan kasih sayang seorang ibuyang telah hilaang.
Aloh ku moho Engkau mengasihi dan mengamouni segala kesalahan-kesalahanku yang pernah aku lakukan dan berikanlah aku ketenangan hati yang telah gundah ini.
Seandainya bisa aku putar aku ingin merasakan kasih sayang seorang ibu dengan baktiku padanya.
Tatkala aku duduk sendiri aku teringat akan hal-hal yang pernah aku alami bersama dengan ibuku.Tawa, canda, dan marahan yang sangat aku ridukan, tapi semua itu tak akan pernah aku rasakan lagi.Pnyakit telah merenggut ibuku dari dunia ini.Dia meninggal dihari kelahiranku, seharusnya hari itu menjadi hari yang sangat menggembirakan bagiku.Tapi berkabungan yang aku rasakan, aku sangat sedihdan kalut.Tapi kini ku telah sadar bageimana rasanya hidup sendiri, ini merupakan pelajaran yang sanat berharga selama hidupku.
Aku pun taaaak ingin mengecewakan ibuku, aku harus tegar dan tidak bokeh bersedih.

IBUKU

hWahai ibu...............
Setitik benih kou tanamkan
Tiang-tiang kecil kou tancapkan
Detik demi detik kou lalui
Menemaniku dalam tangisan.

Oh ibuku.........
Kiniku tumbuh dewasa
Kan ku abdikan seluruhidupku
Untuk membalas segala kegundahanmu,
Wahai..............
Ibuku tersayang.

Tidak ada komentar: