Selasa, 23 Desember 2008

JENDRAL BESAR JENDAL SOEDIRMAN

Mania Member
Join Date: Nov 2007
Location: masih di bumi
Posts: 1,568
we_supratman is a superstar wannabewe_supratman is a superstar wannabewe_supratman is a superstar wannabewe_supratman is a superstar wannabewe_supratman is a superstar wannabewe_supratman is a superstar wannabe
Default

JENDERAL BESAR SOEDIRMAN

Pemilihan Unik Panglima Besar Jenderal Soedirman

Sewaktu Tentara Sekutu, yang diwakili oleh Inggris dengan dibuntuti oleh Belanda dibelakangnya mendarat, dan mereka menuntut senjata Jepang kembali dari tangan kita, maka meletuslah dimana-mana pertempuran-pertempuran baru. Dulu dengan Jepang, kini dengan Sekutu. Kita tidak sudi menyerahkan kembali senjata yang kita rebut itu. Pertempuran-pertempuran baru tidak hanya terjadi di Jakarta dan sekitarnya, tetapi juga di Semarang, dan yang terbesar serta paling lama adalah di kota Surabaya, dari 28 hingga 30 Oktober 1945, dan dari 10 hingga 30 Nopember 1945. Soedirman yang pada waktu itu diangkat oleh Pemerintah sebagai Panglima Divisi Sunan Gunung Jati atau Divisi V, dan yang bertanggungjawab untuk daerah Banyumas dan Kedu, menghadapi juga serangan-serangan Inggris yang datang dari jurusan Semarang menuju ke Ambarawa dan Banyubiru. Berkat semangat kepemimpinan Soedirman tentara Inggris dapat dienyahkan.

Dalam suasana demikian itulah Kolonel Soedirman dipilih sebagai Panglima Besar. Yang memilih adalah para Panglima Divisi dan Komandan Resimen yang berkumpul di Yogyakarta pada tanggal 12 Nopember 1945. Pangkatnya sejak itu adalah Jenderal. Dalam pemilihan itu beliau mengalahkan colon-colon lain. Ditinjau dari pendidikan kemiliteran, maka calon-calon lain itu jauh lebih tinggi dari Jenderal Soedirman. Pemilihan yang unik ini mencerminkan Zeitgeist atau "Semangat Zaman" waktu itu. Yaitu semangat revolusi dimana-mana. Rakyat kita seakan-akan terserang demam. Demam revolusi. Semangat perjuangan revolusioner di mana-mana berkobar. Dikobarkan dalam rapat-rapat umum, yang diselenggarakan oleh kaum politisi kita dari zaman Pergerakan, dan oleh alat-alat Pemerintahan yang baru dibentuk, dan karenanya kurang sempurna. Di mana-mana rakyat kita giat merombak sistem kolonialisme Hindia-Belanda dan sistem militerisme Jepang. Rakyat muak terhadap kedua sistem kolonialisme dan militerisme masa Iampau itu. Rakyat tidak sabar lagi, dan di dalam usaha merombak sistem lama itu, tidak jarang timbul gejolak kekacauan. Serobot-menyerobot, daulat mendaulat dan malahan culik-menculik adakalanya terjadi.

Siapa yang menjalani sendiri situasi pada waktu itu, benar-benar merasa adanya revolusi, adanya perubahan cepat kilat yang sedang berlaku. Terutama di kalangan pemuda kita. Seringkali perubahan cepat itu tanpa aturan "normal". Kadangkadang malahan "anarchistis" sama sekali. Irosionalitas dan emosionalitas seringkali mengatasi rasionalitas dan pikiran dingin. Memang itulah revolusi ! Eine Umwertung aller Werte. Penjungkirbalikkan segala macam nilai. Suatu "razende inspirasi van de historie". Suatu "ilham yang memandang daripada sejarah". Dan "ilham sejarah" itu adalah "titik temu dari segala apa yang merupakan kesadaran bangsa dengan apa yang hidup di bawah kesadaran sejarah bangsa itu. "He ontmoetingspunt, van het vewuste en het onderbewuste in de geschiedenis!"

Pilihan atas Panglima Besar Soedirman jatuh dalam situasi demikian. Banyak emosi di bawah sadar ikut menentukan pilihan itu. Banyak pikiran rasionalistis tidak berkenan masuk dalam pertimbangan pilihan tersebut. Memang revolusi mempunyai nilai-nilai sendiri. Apalagi revolusi yang berwatak kerakyatan, seperti revolusi kita dulu itu. Setuju atau tidak setuju, realitanya ialah bahwa nilai-nilai emosi magis, naluri kharismatis dan getaran-mistis ikut menentukan jalannya revolusi kita pada waktu itu. Juga dalam pemilihan Panglima Besar RI untuk pertama kalinya, nilai-nilai tersebut ikut menentukan.

Sudah barang tentu nilai-nilai rasional dan pikiran dingin hidup Juga pada waktu itu. Namun yang lebih menonjol dan lebih kuat adalah nilai-nilai emosi magis, naluri kharismatik dan getaran mistis tersebut di atas. Dan itulah yang kemudian bermuara ke dalam keputusan mengangkat Soedirman sebagai Panglima Besar. Yang terpilih bukan calon yang memiliki kadar rasionalitas dan ketrampilan militer teknis yang tinggi, produk dari didikan Barat di kota-kota besar, melainkan yang terpilih adalah seorang anak rakyat, dibesarkan di desa, yang kemudian oleh gelombang revolusi terlempar ke atas, dan merupakan tonggak kepercayaan mayoritas para panglima divisi dan para komandan resimen yang hadir pada waktu itu.

Susunan divisi serta resimen tentara kita pada waktu itu jauh dari sempurna. Markas-markas pun belum menentu, dan seringkali harus berpindah-pindah. Para Panglima Divisi serta para komandan resimen pun tidak semuanya memiliki kepandaian kemiliteran-teknis yang sempurna, seperti menurut ukuran-ukuran Barat. Kepandaian kemiliterannya boleh diragukan, namun yang tidak dapat diragukan adalah semangat dan jiwa perjuangannya membela Proklamasi, melawan kembalinya kolonialisme.

Andaikata pilihan jabatan Panglima Besar pada waktu itu diserahkan kepada Pemerintah Pusat, maka besar sekali kemungkinan bahwa pilihan tidak akan jatuh kepada Soedirman. Dan memang, Pemerintahan yang pada waktu itu kekuasaan eksekutifnya berada di tangan PM Sjahrir menginginkan tokoh lain. Di antaranya Urip Sumohardjo, seorang tokoh militer didikan Belanda, tetapi berjiwa patriotik. Juga dikemukakan Sri Sultan Hamengku Buwono, yang pada waktu itu mendapat pangkat Jenderal Tituler. Dalam rapat para Panglima Divisi dan Komandan Resimen disebut juga nama-nama Sjahrir dan Amir Sjarifuddin, yang duduk sebagai Menteri Penerangan dalam Kabinet Sjahrir. Rupanya pola menempatkan pimpinan ketentaraan di bawah kekuasaan sipil-politis pada waktu itu hendak diterapkan oleh kaum politisi.

Namun mayoritas hadirin memilih Soedirman. Suatu hal yang unik dalam revolusi kita. Panglima Besar yang pertama tidak diangkat oleh Pemerintah, melainkan dipilih secara "demokratis" oleh para panglima divisi dan komandan resimen. Itulah suasana revolusioner pada waktu itu. Itulah juga Zeit-geist-nya, atau "semangat zaman" revolusioner yang penuh dengan jiwa kerakyatan. Elan revolusioner yang meletus keluar ke atas permukaan masyarakat kita yang sedang bergolak mencerminkan diri dalam hasil pemilihan tersebut. Elan revolusioner tersebut mempercayakan kepemimpinan tentara kita kepada seorang pribadi Soedirman. (Dr. H. Roeslan Abdulgani Peranan Panglima Besar Soedirman dalam Revolusi Indonesia, Restu Agung, Jakarta, 2004, hal.3

Soedirman Memimpin Perang Gerilya



Perkiraan TNI bahwa Belanda sewaktu-waktu akan menyerang RI, ternyata tidak meleset. Belanda kembali melancarkan agresi militernya yang kedua. Pasukan Belanda menyerang ibukota RI dan bergerak ke seluruh wilayah Republik pada tanggal 19 Desember 1948. Pada jam-jam terakhir sebelum jatuhnya Yogyakarta, dalam keadaan sakit Soedirman menghadap Presiden dan melaporkan bahwa pasukan TNI sudah siap melakukan rencananya, termasuk mengungsikan para pimpinan nasional.

Jawaban Presiden mengejutkan Soedirman. Soedirman dinasehati agar tetap tinggal di kota, untuk dirawat sakitnya. Panglima Besar Soedirman menjawab tawaran Presiden dengan kata-katanya," Tempat soya yang terbaik adalah di tengah-tengah anak buah. Saya akan meneruskan perjuangan. Met of zonder pemerintah TNI akan berjuang terus".

Menghadapi Agresi Militer II Belanda, Jenderal Soedirman segera mengeluarkan Perintah Kilat No. I/PB/D/48. Isinya, pada tanggal 19 Desember 1948 Angkatan Perang Belanda telah menyerang kota Yogyakarta dan lapangan terbang Maguwo, Pemerintah Belanda telah membatalkan persetujuan genjatan senjata, semua Angkatan Perang menjalankan rencana untuk menghadapi serangan Belanda.

Pada hari itu juga Jenderal Soedirman meninggalkan Yogya dan memimpin Perang Gerilya yang berlangsung kurang Iebih tujuh bulan lamanya. Dengan ditandu, ia melakukan perjalanan gerilya naik turun gunung, masuk hutan ke luar hutan, berpindah-pindah tempat. Tidak jarang Soedirman mengalami kekurangan makanan selama berhari-hari. Belum lagi penderitaannya karena pengejaran tentara Belanda yang ingin menangkapnya.

Ketika Belanda menyerbu Yogyakarta, para pemimpin militer Belanda ternyata keliru memperhitungkan peranan Pemerintah Darurat RI (PDRI) dan Soedirman. Belanda hanya memperhitungkan Soekarno-Hatta dan para politisi sebagai center of gravity dalam perang. Belanda mengira bahwa dengan menduduki ibukota dan menangkap Soekarno-Hatta, Republik akan bisa dirubuhkan. Ternyata perkiraan Belanda keliru. Soekarno telah menyerahkan mandat pemerintahan kepada Menteri Kemakmuran Sjafruddin Prawiranegara yang sedang berada di Sumatra, sedangkan TNI tetap utuh. Akhirnya Belanda menyadari kekeliruannya dan kemudian melakukan pengejaran terhadap Soedirman.

Kamis, 18 Desember 2008

BUNGA MAWAR MERAH

http://langitjiwa.files.wordpress.com/2008/02/5378913831-62394156.jpg

PUISI CINTA KENANGAN BERSAMA

PUISI CINTA KENANGAN BERSAMA.

Pada sekuntum mawar yang mekar
dan air sungai yang mengalir
disitu ku lihat
terukir wajah mu
dan tertulis....
kisah cinta kita berdua.

Sebuah nostalgia yang lalu
tidak mudah untuk ku lupakan
dan masih ku simpan erat-erat
didalam sebuah potret
wajah kita bersama.

MUDAH CINTA-HARI RAYA IDIL FITRI

MADAH CINTA - HARI RAYA IDIL FITRI

Ku ucapkan kepada semua umat islam
Selamat menyambut hari raya idil fitri
Maaf zahir dan bathin
Dan...
selamat bertemu dilain masa
Dan dilain tulisan

perbedaan

Didunia ini banyak sekali agama yang dianut oleh sebagian penduduk didunia ,ini bukanlah sebuah ancaman tetapi merupakan persatuan.Misalnya penduduk indonesia, di indonesia terdapat 4 macam agama : agama islam, agama kristen, agama hindu, agama budha.Dan agama tersebut telah dianut oleh para pemeluknya,masing -masing pemeluk sangat rukun, mereka selalu berdampingan tanpa ada rasa saling membedakan.
Seperti pengalaman yang pernah saya alami. Sewaktu saya dirumah saudara saya dilampung, saya diajak untuk menghadiri sebuah pernikahan di suatu gereja disana.Disana saya melihat adat dan tata cara pernikahan digereja.Disana saya dan keluarga islam disambut dengan rasa baik tanpa rasa yuntuk membedakan.Dan agama islam pun juga demikian , membeda-bedakan antar pemeluk.Saat ini aku sedang menjajaki sebuah cakrawala untuk menentukan jati diri yang terpendam didalam diriku.Aku harus berpandangan lurus kedepan dan terus berjalan Selain itu perbedaan tidak membuatku menjadi minder, bahkan saya sangat senang karena adanya perbedaan itu kita saling mengisi dan menghargai antar pemeluk lain.PERBEDAAN SANGATLAH MENYENANGKAN.

Selasa, 02 Desember 2008

Kesabaran Menghasilkan Kenikmatan Hati

Dua orang sahabat, jack dan bill tersesat di tengah gurun. setelah berhari-hari nggak makan, akhirnya mereka menemukan bangkai binatang penuh belatung.

Karena terlalu lapar, akhirnya jack makan bangkai tersebut, sedangkan bill hanya memperhatikan saja temannya melakukan itu tanpa berkata-kata.

Setengah jam kemudian jack tidak tahan lagi dan memuntahkan semua yang tadi dimakannya.

Tidak lama kemudian setelah jack berhenti muntah-muntah, bill berkata: " Kau tahu jack, kalau orang berpikiran cerdik dan mau bersabar sedikit saja seperti aku, maka mereka akan dapatkan makan malam yang cukup hangat hanya dalam waktu setengah jam."
Pesan Makanan Daerah Colombia

TIDUR BERSAMA KERA

Seorang istri sangat suka binatang piaraan jenis kera,dia membelinya di pasar lalu suaminya melihat kelakuan istrinya dan bilang sebagai berikut :

Suami: "Kera itu nanti makan apa...?"

Istri: "Sama yang kita makan sehari hari."

Suami: "Dimana kera itu akan tidur nanti..?"

Istri: "Di tempat tidur kita,tidur bersama kita."

Suami: "Bersama kita...?,baunya bagaimana...?"

Istri: "Kalau saya saja betah dengan bau itu,saya kira kera juga betah."

Suami: "%&!!@?<*"